SPORT

Selasa, 06 Juli 2010

Siapa Bisa Hentikan Van Marwijk?
Andi Abdullah Sururi - Piala Dunia

Cape Town - Hampir dua tahun sudah Bert van Marwijk menangani tim nasional Belanda, dan sejauh itu ia sangat cemerlang. Dengan rekor selalu menang dalam 14 pertandingan terakhirnya, siapa bisa hentikan dia?

Van Marwijk terpilih untuk meneruskan pekerjaan Marco van Basten yang mundur usai Euro 2008. Kala itu ia baru menyelesaikan musim kompetisi bersama Feyenoord, yang cuma finish di peringkat keenam Eredivie, tapi memenangi Piala Belanda.

Sebelum itu Van Marwijk pernah dua musim melatih klub Jerman Borussia Dortmund. Hasilnya pun tidak menteng, selalu berada di peringkat ketujuh Bundesliga.

Masa terbaik dia sejauh ini adalah di periode pertama menukangi Feyenoord. Ia pernah membawa klub tersebut menjadi runner up liga di tahun 2001 dan menjuarai Piala UEFA 2002. Itu artinya mertua Mark van Bommel itu baru memiliki dua piala sebagai pelatih.

Van Marwijk tidak mengawali karirnya bersama "Singa Oranye" dengan baik. Di pertandingan pertamanya, menghadapi tim yang menyingkirkan Belanda di babak perempatfinal Piala Eropa, Giovanni van Bronckhorst dkk hanya bermain 1-1 dengan Rusia di Moskow.

Celakanya, di laga kedua Van Marwijk menelan kakalahan. Dalam lakon persahabatan lain di Eidhoven pada 6 September, Belanda ditundukkan Australia 1-2.

Tapi kemudian itulah satu-satunya kekalahan yang dirasakan Belanda sampai saat ini. Total, dari 32 pertandingan, Van Marwijk memberikan 25 kemenangan buat timnya. Enam sisanya berakhir seri, antara lain saat melawan Inggris dan Italia di friendly game. Sebanyak 51 gol diproduksi, hanya 17 kali gawang mereka kebobolan.

"Saya menyukai sepakbola menyerang, tapi saya sudah berusaha mengajarkan tim ini cara bertahan," ujar Van Marwijk usai timnya mengalahkan Uruguay 3-2 di babak semifinal Piala Dunia di Cape Town, Rabu (7/7/2010) dinihari WIB.

Pada 11 Juli mendatang ia akan melakoni pertandingannya yang ke-33 sebagai arsitek Belanda, tim yang cuma ia perkuat satu kali semasa menjadi pemain (di tahun 1975). Lawannya adalah salah satu dari dua tim elit Eropa: Jerman atau Belanda.

Apakah ia akan menambah rekor kemenangannya, sekaligus menjelmakan Belanda sebagai juara dunia untuk pertama kalinya, ataukah ia akan mencicipi kekalahan justru ketika memiliki kesempatan besar untuk merengkuh piala terbesar dalam karirnya.

Tunggu hari Minggu tengah malam nanti. (a2s/krs

Tidak ada komentar:

Posting Komentar